| ||
|
Minggu, 31 Agustus 2014
Kita Beristrahat Renungan 31 Agustus 2014
Sabtu, 30 Agustus 2014
RH 30 Agustus 2014
Bacaan : 1 Raja-raja 20 : 23-30
PAS : Mazmur 126-128 ; 1 Korintus 11
Bacaan : 1 Raja-raja 20 : 23-30
PAS : Mazmur 126-128 ; 1 Korintus 11
Pegawai-pegawai raja Aram berkata kepadanya: “Allah mereka ialah allah gunung; itulah sebabnya mereka lebih kuat dari pada kita. Tetapi apabila kita berperang melawan mereka di tanah rata, pastilah kita lebih kuat dari pada mereka.” (1 Raja-raja 20:23)
Dalam 1 Raja-raja 20, kita menemukan bangsa Aram dikalahkan oleh bangsa Israel. Kemudian, beberapa di antara penasihat raja Aram menyampaikan pemikiran mereka kepada raja tentang penyebab kekalahan mereka. Mereka berkata bahwa mereka berperang di gunung dan kalah karena Allah Israel adalah Allah gunung. Jadi jika mereka berperang melawan bangsa Israel di tanah rata atau di lembah, mereka pasti akan menang.
Betapa bodohnya nasihat itu! Mereka mengira bahwa Allah Israel hanya menolong umat-Nya di bukit-bukit dan gunung-gunung, dan bukan di bawah dalam lembah-lembah.
Gunung-gunung berbicara tentang masa-masa bahagia kita, dan lembah-lembah berbicara tentang masa-masa sedih kita. Beberapa orang memiliki pemikiran ini bahwa Allah adalah Allah masa-masa bahagia kita, tetapi Ia tidak ada ketika kita sedang mengalami masa-masa sedih. Mereka mengira bahwa Ia meninggalkan kita tidak berdaya dalam lembah, khususnya jika masalah-masalah itu akibat kesalahan kita sendiri.
Sahabatku, saya ingin Anda mengetahui bahwa Allah kita adalah Allah atas gunung-gunung, tetapi ia juga adalah Allah atas lembah-lembah!
Anak Allah mengesampingkan mahkota kemuliaan-Nya, kemuliaan kerajaan-Nya dan turun ke bumi, mengambil rupa seorang bayi manusia. Ia turun ke tempat di mana kita berada hanya untuk mati di kayu salib bagi dosa-dosa kita, supaya Ia dapat membawa kita naik kepada apa yang telah Bapa sediakan bagi kita di sebelah kanan-Nya. Yesus turun ke bumi untuk memahkotai kita dengan kemuliaan dan kehormatan, untuk mengenakan pada kita jubah kebenaran dan menjadikan kita mempelai wanita-Nya, berbagi segala sesuatu yang Ia miliki dengan kita. Itulah anugerah Allah. Ia turun ke dalam lembah kita.
Jadi apapun yang sedang Anda alami saat ini, ketahuilah bahwa Allah ada di sana dalam lembah bersama Anda. Ia sedang merangkul Anda dan membawa Anda melalui lembah itu. Kemenangan sudah menjadi milik Anda. Seperti bangsa Israel juga berkemenangan di lembah (1 Raj 20:28-29), demikian juga Anda karena Allah atas lembah-lembah ada di sana bersama Anda!
Kamis, 28 Agustus 2014
Renungan Harian 28 Agustus 2014
RH 28 Agustus 2014
Bacaan : Matius 15 : 21-28
PAS : Mazmur 120-122 ; 1 Korintus 9
Bacaan : Matius 15 : 21-28
PAS : Mazmur 120-122 ; 1 Korintus 9
Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” (Matius 15:27)
Datanglah apa adanya ke hadapan Tuhan dengan kebutuhan Anda, dan bersandarlah pada kasih-Nya yang tidak pernah gagal dan tanpa syarat kepada Anda. Anda tidak perlu berpura-pura menjadi lebih dari diri Anda sendiri untuk menerima berkat yang Anda butuhkan dari Tuhan. Anda tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain untuk tampak lebih layak menerima dari Tuhan.
Seorang perempuan Kanaan yang sangat memerlukan kesembuhan untuk anak perempuannya yang kerasukan setan, datang kepada Yesus. Karena mengetahui bahwa Ia menyembuhkan dan mengadakan mujizat-mujizat di antara orang Yahudi, ia berpura-pura sebagai orang Yahudi, dan berseru, “Kasihanilah aku ya Tuhan, Anak Daud!” (Hanya orang Yahudi yang menyebut Yesus sebagai “Anak Daud”), Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Kebisuan-Nya membuat perempuan itu berhenti berpura-pura dan berseru, “Tuhan, tolonglah aku!”
Baru setelah kepura-puraannya hilang, ia melihat anugerah Allah yang diberikan kepadanya. Yesus membuat jalan baginya untuk menerima mujizatnya walaupun pada saat itu belum waktunya bagi bangsa-bangsa kafir untuk menerima berkat-berkat Tuhan. Ia berkata kepada perempuan itu, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”
Banyak orang yang mungkin akan tersinggung jika disebut “anjing”. Sebenarnya, dalam bahasa Yunani kata yang digunakan Yesus di sini berarti “anak anjing”, dan dengan demikin itu adalah istilah penuh kasih sayang bukan penghinaan. Jadi perempuan ini tidak merasa tersinggung. Nyatanya, ia tahu saat itu bahwa ia dapat menerima kesembuhan untuk anak perempuannya karena bahkan anak-anak anjing menerima makanan yang jatuh dari meja tuannya.
Perempuan itu melihat bahwa remah-remah di bawah meja Tuannya cukup bagi seorang kafir, “seekor anak anjing”, seperti dirinya sendiri. Anda harus memahami bahwa orang-orang Yahudi pada masa itu menganggap bangsa-bangsa kafir sebagai anjing-anjing. Tetapi yang sedang Yesus katakan adalah bahwa Ia pertama-tama dipanggil untuk melayani orang-orang Yahudi, bukan bangsa-bangsa kafir. Namun, Ia mengasihi perempuan kafir dan anak perempuannya ini dan menyediakan suatu “jalan keluar” bagi mereka untuk menerima mujizat mereka.
Jadi ketika perempuan Kanaan itu mengambil tempatnya dengan membuang sebutan “Anak Daud” dan hanya bersandar pada belas kasihan Yesus kepadanya, anak perempuannya menerima kesembuhan saat itu juga.
Jika Allah bersedia memberikan anugerah-Nya kepada seorang kafir, betapa lebih lagi Anda, anak yang dikasihi-Nya! Anda tidak perlu berpura-pura untuk dapat menerima mujizat dari-Nya. Datanglah apa adanya dan bersandarlah pada anugerah-Nya. Jika Ia telah menyerahkan Yesus bagi kita, “Bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” (Rom 8:32).
RH 28 Agustus 2014
Bacaan : Matius 15 : 21-28
PAS : Mazmur 120-122 ; 1 Korintus 9
Bacaan : Matius 15 : 21-28
PAS : Mazmur 120-122 ; 1 Korintus 9
DATANGLAH APA ADANYA
Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” (Matius 15:27)
Datanglah apa adanya ke hadapan Tuhan dengan kebutuhan Anda, dan bersandarlah pada kasih-Nya yang tidak pernah gagal dan tanpa syarat kepada Anda. Anda tidak perlu berpura-pura menjadi lebih dari diri Anda sendiri untuk menerima berkat yang Anda butuhkan dari Tuhan. Anda tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain untuk tampak lebih layak menerima dari Tuhan.
Seorang perempuan Kanaan yang sangat memerlukan kesembuhan untuk anak perempuannya yang kerasukan setan, datang kepada Yesus. Karena mengetahui bahwa Ia menyembuhkan dan mengadakan mujizat-mujizat di antara orang Yahudi, ia berpura-pura sebagai orang Yahudi, dan berseru, “Kasihanilah aku ya Tuhan, Anak Daud!” (Hanya orang Yahudi yang menyebut Yesus sebagai “Anak Daud”), Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Kebisuan-Nya membuat perempuan itu berhenti berpura-pura dan berseru, “Tuhan, tolonglah aku!”
Baru setelah kepura-puraannya hilang, ia melihat anugerah Allah yang diberikan kepadanya. Yesus membuat jalan baginya untuk menerima mujizatnya walaupun pada saat itu belum waktunya bagi bangsa-bangsa kafir untuk menerima berkat-berkat Tuhan. Ia berkata kepada perempuan itu, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”
Banyak orang yang mungkin akan tersinggung jika disebut “anjing”. Sebenarnya, dalam bahasa Yunani kata yang digunakan Yesus di sini berarti “anak anjing”, dan dengan demikin itu adalah istilah penuh kasih sayang bukan penghinaan. Jadi perempuan ini tidak merasa tersinggung. Nyatanya, ia tahu saat itu bahwa ia dapat menerima kesembuhan untuk anak perempuannya karena bahkan anak-anak anjing menerima makanan yang jatuh dari meja tuannya.
Perempuan itu melihat bahwa remah-remah di bawah meja Tuannya cukup bagi seorang kafir, “seekor anak anjing”, seperti dirinya sendiri. Anda harus memahami bahwa orang-orang Yahudi pada masa itu menganggap bangsa-bangsa kafir sebagai anjing-anjing. Tetapi yang sedang Yesus katakan adalah bahwa Ia pertama-tama dipanggil untuk melayani orang-orang Yahudi, bukan bangsa-bangsa kafir. Namun, Ia mengasihi perempuan kafir dan anak perempuannya ini dan menyediakan suatu “jalan keluar” bagi mereka untuk menerima mujizat mereka.
Jadi ketika perempuan Kanaan itu mengambil tempatnya dengan membuang sebutan “Anak Daud” dan hanya bersandar pada belas kasihan Yesus kepadanya, anak perempuannya menerima kesembuhan saat itu juga.
Jika Allah bersedia memberikan anugerah-Nya kepada seorang kafir, betapa lebih lagi Anda, anak yang dikasihi-Nya! Anda tidak perlu berpura-pura untuk dapat menerima mujizat dari-Nya. Datanglah apa adanya dan bersandarlah pada anugerah-Nya. Jika Ia telah menyerahkan Yesus bagi kita, “Bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” (Rom 8:32).
Rabu, 27 Agustus 2014
SIAPAKAH SAYA ? RENUNGAN HARIAN 27 AGUSTUS 2014
| ||
|
Minggu, 24 Agustus 2014
RENUNGAN HARIAN 24 AGUSTUS 2014
RH 24 Agustus 2014
Bacaan : Yohanes 21 : 1-14
PAS : Mazmur 113-115 ; 1 Korintus 6
Bacaan : Yohanes 21 : 1-14
PAS : Mazmur 113-115 ; 1 Korintus 6
TUHAN PEDULI AKAN HAL-HAL KECIL
Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. … Kata Yesus kepada mereka: “Marilah dan sarapanlah.” Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. (Yohanes 21:9,12)
Seperti banyak orang tua, saya dan Wendy berdoa bagi putri kami Jessica setiap malam sebelum ia tidur. Ketika Jessica berusia 2 tahun, kami memutuskan untuk berdoa supaya popoknya tidak akan bocor pada malam hari. Popok yang tidak bocor mungkin adalah hal kecil, tetapi kami tahu bahwa itu akan memberikan tidur yang nyenyak kepada putri kecil kami setiap malam. Dan setelah kami mulai berdoa untuk ini, kami memperhatikan bahwa popoknya tidak bocor.
Kejadian itu membuat saya menyadari bahwa Tuhan kita tidak hanya tertarik pada hal-hal besar yang mempengaruhi kita. Tidak ada sesuatu apapun yang terlalu remeh bagi-Nya. Jadi jangan berlaku seperti beberapa orang yang memiliki pandangan bahwa Tuhan hanya ingin kita membawa hal-hal besar kepada-Nya dan bahwa Ia tidak ingin kita mengganggu-Nya dengan masalah-masalah kecil.
Itu berlawanan dengan kebenaran. Tuhan peduli pada segala sesuatu yang Anda alami, dari sariawan kecil dalam mulut Anda sampai keprihatinan Anda tentang masalah ekonomi dunia. Bahkan ketika Anda memberitahukan-Nya tentang ketidaknyamanan yang timbul jika bus terlambat datang. Ia memperhatikannya juga. Bahkan, jika Anda sering datang kepada-Nya membawa apapun dan segala sesuatu yang ada dalam kehidupan Anda sehari-hari, Anda sedang memuji-Nya karena Anda sedang memberitahukan-Nya bahwa Ia adalah Bapa yang mengawasi Anda.
Yesus mewakili hati dan keinginan Bapa ketika Ia berada di bumi (Yoh 5:19). Ia peduli ketika murid-murid-Nya berada di tengah laut sepanjang malam, kedinginan dan gemetar. Ia peduli ketika mereka tidak menangkap hasil apapun malam itu (Yoh 21:3). Ia peduli bahwa mereka tidak memiliki ikan yang dapat dijual. Ia memberikan kepada mereka tangkapan yang sangat besar pada keesokan paginya (Yoh 21:5-6). Ia tahu bahwa mereka kedinginan dan kelaparan, Ia menyiapkan makan pagi untuk mereka, disajikan di atas api arang untuk menghangatkan mereka.
Yesus memperlihatkan kepada kita bahwa Allah adalah Bapa Surgawi yang penuh kasih, yang peduli pada hal-hal besar dan hal-hal kecil yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak ada sesuatu pun yang lolos dari mata Tuhan karena Ia mengasihi Anda!
Sabtu, 23 Agustus 2014
Renungan Harian 23 Agustus 2014
|
Langganan:
Postingan (Atom)