| ||
|
Minggu, 31 Agustus 2014
Kita Beristrahat Renungan 31 Agustus 2014
Sabtu, 30 Agustus 2014
RH 30 Agustus 2014
Bacaan : 1 Raja-raja 20 : 23-30
PAS : Mazmur 126-128 ; 1 Korintus 11
Bacaan : 1 Raja-raja 20 : 23-30
PAS : Mazmur 126-128 ; 1 Korintus 11
Pegawai-pegawai raja Aram berkata kepadanya: “Allah mereka ialah allah gunung; itulah sebabnya mereka lebih kuat dari pada kita. Tetapi apabila kita berperang melawan mereka di tanah rata, pastilah kita lebih kuat dari pada mereka.” (1 Raja-raja 20:23)
Dalam 1 Raja-raja 20, kita menemukan bangsa Aram dikalahkan oleh bangsa Israel. Kemudian, beberapa di antara penasihat raja Aram menyampaikan pemikiran mereka kepada raja tentang penyebab kekalahan mereka. Mereka berkata bahwa mereka berperang di gunung dan kalah karena Allah Israel adalah Allah gunung. Jadi jika mereka berperang melawan bangsa Israel di tanah rata atau di lembah, mereka pasti akan menang.
Betapa bodohnya nasihat itu! Mereka mengira bahwa Allah Israel hanya menolong umat-Nya di bukit-bukit dan gunung-gunung, dan bukan di bawah dalam lembah-lembah.
Gunung-gunung berbicara tentang masa-masa bahagia kita, dan lembah-lembah berbicara tentang masa-masa sedih kita. Beberapa orang memiliki pemikiran ini bahwa Allah adalah Allah masa-masa bahagia kita, tetapi Ia tidak ada ketika kita sedang mengalami masa-masa sedih. Mereka mengira bahwa Ia meninggalkan kita tidak berdaya dalam lembah, khususnya jika masalah-masalah itu akibat kesalahan kita sendiri.
Sahabatku, saya ingin Anda mengetahui bahwa Allah kita adalah Allah atas gunung-gunung, tetapi ia juga adalah Allah atas lembah-lembah!
Anak Allah mengesampingkan mahkota kemuliaan-Nya, kemuliaan kerajaan-Nya dan turun ke bumi, mengambil rupa seorang bayi manusia. Ia turun ke tempat di mana kita berada hanya untuk mati di kayu salib bagi dosa-dosa kita, supaya Ia dapat membawa kita naik kepada apa yang telah Bapa sediakan bagi kita di sebelah kanan-Nya. Yesus turun ke bumi untuk memahkotai kita dengan kemuliaan dan kehormatan, untuk mengenakan pada kita jubah kebenaran dan menjadikan kita mempelai wanita-Nya, berbagi segala sesuatu yang Ia miliki dengan kita. Itulah anugerah Allah. Ia turun ke dalam lembah kita.
Jadi apapun yang sedang Anda alami saat ini, ketahuilah bahwa Allah ada di sana dalam lembah bersama Anda. Ia sedang merangkul Anda dan membawa Anda melalui lembah itu. Kemenangan sudah menjadi milik Anda. Seperti bangsa Israel juga berkemenangan di lembah (1 Raj 20:28-29), demikian juga Anda karena Allah atas lembah-lembah ada di sana bersama Anda!
Kamis, 28 Agustus 2014
Renungan Harian 28 Agustus 2014
RH 28 Agustus 2014
Bacaan : Matius 15 : 21-28
PAS : Mazmur 120-122 ; 1 Korintus 9
Bacaan : Matius 15 : 21-28
PAS : Mazmur 120-122 ; 1 Korintus 9
Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” (Matius 15:27)
Datanglah apa adanya ke hadapan Tuhan dengan kebutuhan Anda, dan bersandarlah pada kasih-Nya yang tidak pernah gagal dan tanpa syarat kepada Anda. Anda tidak perlu berpura-pura menjadi lebih dari diri Anda sendiri untuk menerima berkat yang Anda butuhkan dari Tuhan. Anda tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain untuk tampak lebih layak menerima dari Tuhan.
Seorang perempuan Kanaan yang sangat memerlukan kesembuhan untuk anak perempuannya yang kerasukan setan, datang kepada Yesus. Karena mengetahui bahwa Ia menyembuhkan dan mengadakan mujizat-mujizat di antara orang Yahudi, ia berpura-pura sebagai orang Yahudi, dan berseru, “Kasihanilah aku ya Tuhan, Anak Daud!” (Hanya orang Yahudi yang menyebut Yesus sebagai “Anak Daud”), Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Kebisuan-Nya membuat perempuan itu berhenti berpura-pura dan berseru, “Tuhan, tolonglah aku!”
Baru setelah kepura-puraannya hilang, ia melihat anugerah Allah yang diberikan kepadanya. Yesus membuat jalan baginya untuk menerima mujizatnya walaupun pada saat itu belum waktunya bagi bangsa-bangsa kafir untuk menerima berkat-berkat Tuhan. Ia berkata kepada perempuan itu, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”
Banyak orang yang mungkin akan tersinggung jika disebut “anjing”. Sebenarnya, dalam bahasa Yunani kata yang digunakan Yesus di sini berarti “anak anjing”, dan dengan demikin itu adalah istilah penuh kasih sayang bukan penghinaan. Jadi perempuan ini tidak merasa tersinggung. Nyatanya, ia tahu saat itu bahwa ia dapat menerima kesembuhan untuk anak perempuannya karena bahkan anak-anak anjing menerima makanan yang jatuh dari meja tuannya.
Perempuan itu melihat bahwa remah-remah di bawah meja Tuannya cukup bagi seorang kafir, “seekor anak anjing”, seperti dirinya sendiri. Anda harus memahami bahwa orang-orang Yahudi pada masa itu menganggap bangsa-bangsa kafir sebagai anjing-anjing. Tetapi yang sedang Yesus katakan adalah bahwa Ia pertama-tama dipanggil untuk melayani orang-orang Yahudi, bukan bangsa-bangsa kafir. Namun, Ia mengasihi perempuan kafir dan anak perempuannya ini dan menyediakan suatu “jalan keluar” bagi mereka untuk menerima mujizat mereka.
Jadi ketika perempuan Kanaan itu mengambil tempatnya dengan membuang sebutan “Anak Daud” dan hanya bersandar pada belas kasihan Yesus kepadanya, anak perempuannya menerima kesembuhan saat itu juga.
Jika Allah bersedia memberikan anugerah-Nya kepada seorang kafir, betapa lebih lagi Anda, anak yang dikasihi-Nya! Anda tidak perlu berpura-pura untuk dapat menerima mujizat dari-Nya. Datanglah apa adanya dan bersandarlah pada anugerah-Nya. Jika Ia telah menyerahkan Yesus bagi kita, “Bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” (Rom 8:32).
RH 28 Agustus 2014
Bacaan : Matius 15 : 21-28
PAS : Mazmur 120-122 ; 1 Korintus 9
Bacaan : Matius 15 : 21-28
PAS : Mazmur 120-122 ; 1 Korintus 9
DATANGLAH APA ADANYA
Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” (Matius 15:27)
Datanglah apa adanya ke hadapan Tuhan dengan kebutuhan Anda, dan bersandarlah pada kasih-Nya yang tidak pernah gagal dan tanpa syarat kepada Anda. Anda tidak perlu berpura-pura menjadi lebih dari diri Anda sendiri untuk menerima berkat yang Anda butuhkan dari Tuhan. Anda tidak perlu berpura-pura menjadi orang lain untuk tampak lebih layak menerima dari Tuhan.
Seorang perempuan Kanaan yang sangat memerlukan kesembuhan untuk anak perempuannya yang kerasukan setan, datang kepada Yesus. Karena mengetahui bahwa Ia menyembuhkan dan mengadakan mujizat-mujizat di antara orang Yahudi, ia berpura-pura sebagai orang Yahudi, dan berseru, “Kasihanilah aku ya Tuhan, Anak Daud!” (Hanya orang Yahudi yang menyebut Yesus sebagai “Anak Daud”), Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Kebisuan-Nya membuat perempuan itu berhenti berpura-pura dan berseru, “Tuhan, tolonglah aku!”
Baru setelah kepura-puraannya hilang, ia melihat anugerah Allah yang diberikan kepadanya. Yesus membuat jalan baginya untuk menerima mujizatnya walaupun pada saat itu belum waktunya bagi bangsa-bangsa kafir untuk menerima berkat-berkat Tuhan. Ia berkata kepada perempuan itu, “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”
Banyak orang yang mungkin akan tersinggung jika disebut “anjing”. Sebenarnya, dalam bahasa Yunani kata yang digunakan Yesus di sini berarti “anak anjing”, dan dengan demikin itu adalah istilah penuh kasih sayang bukan penghinaan. Jadi perempuan ini tidak merasa tersinggung. Nyatanya, ia tahu saat itu bahwa ia dapat menerima kesembuhan untuk anak perempuannya karena bahkan anak-anak anjing menerima makanan yang jatuh dari meja tuannya.
Perempuan itu melihat bahwa remah-remah di bawah meja Tuannya cukup bagi seorang kafir, “seekor anak anjing”, seperti dirinya sendiri. Anda harus memahami bahwa orang-orang Yahudi pada masa itu menganggap bangsa-bangsa kafir sebagai anjing-anjing. Tetapi yang sedang Yesus katakan adalah bahwa Ia pertama-tama dipanggil untuk melayani orang-orang Yahudi, bukan bangsa-bangsa kafir. Namun, Ia mengasihi perempuan kafir dan anak perempuannya ini dan menyediakan suatu “jalan keluar” bagi mereka untuk menerima mujizat mereka.
Jadi ketika perempuan Kanaan itu mengambil tempatnya dengan membuang sebutan “Anak Daud” dan hanya bersandar pada belas kasihan Yesus kepadanya, anak perempuannya menerima kesembuhan saat itu juga.
Jika Allah bersedia memberikan anugerah-Nya kepada seorang kafir, betapa lebih lagi Anda, anak yang dikasihi-Nya! Anda tidak perlu berpura-pura untuk dapat menerima mujizat dari-Nya. Datanglah apa adanya dan bersandarlah pada anugerah-Nya. Jika Ia telah menyerahkan Yesus bagi kita, “Bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” (Rom 8:32).
Rabu, 27 Agustus 2014
SIAPAKAH SAYA ? RENUNGAN HARIAN 27 AGUSTUS 2014
| ||
|
Minggu, 24 Agustus 2014
RENUNGAN HARIAN 24 AGUSTUS 2014
RH 24 Agustus 2014
Bacaan : Yohanes 21 : 1-14
PAS : Mazmur 113-115 ; 1 Korintus 6
Bacaan : Yohanes 21 : 1-14
PAS : Mazmur 113-115 ; 1 Korintus 6
TUHAN PEDULI AKAN HAL-HAL KECIL
Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. … Kata Yesus kepada mereka: “Marilah dan sarapanlah.” Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan. (Yohanes 21:9,12)
Seperti banyak orang tua, saya dan Wendy berdoa bagi putri kami Jessica setiap malam sebelum ia tidur. Ketika Jessica berusia 2 tahun, kami memutuskan untuk berdoa supaya popoknya tidak akan bocor pada malam hari. Popok yang tidak bocor mungkin adalah hal kecil, tetapi kami tahu bahwa itu akan memberikan tidur yang nyenyak kepada putri kecil kami setiap malam. Dan setelah kami mulai berdoa untuk ini, kami memperhatikan bahwa popoknya tidak bocor.
Kejadian itu membuat saya menyadari bahwa Tuhan kita tidak hanya tertarik pada hal-hal besar yang mempengaruhi kita. Tidak ada sesuatu apapun yang terlalu remeh bagi-Nya. Jadi jangan berlaku seperti beberapa orang yang memiliki pandangan bahwa Tuhan hanya ingin kita membawa hal-hal besar kepada-Nya dan bahwa Ia tidak ingin kita mengganggu-Nya dengan masalah-masalah kecil.
Itu berlawanan dengan kebenaran. Tuhan peduli pada segala sesuatu yang Anda alami, dari sariawan kecil dalam mulut Anda sampai keprihatinan Anda tentang masalah ekonomi dunia. Bahkan ketika Anda memberitahukan-Nya tentang ketidaknyamanan yang timbul jika bus terlambat datang. Ia memperhatikannya juga. Bahkan, jika Anda sering datang kepada-Nya membawa apapun dan segala sesuatu yang ada dalam kehidupan Anda sehari-hari, Anda sedang memuji-Nya karena Anda sedang memberitahukan-Nya bahwa Ia adalah Bapa yang mengawasi Anda.
Yesus mewakili hati dan keinginan Bapa ketika Ia berada di bumi (Yoh 5:19). Ia peduli ketika murid-murid-Nya berada di tengah laut sepanjang malam, kedinginan dan gemetar. Ia peduli ketika mereka tidak menangkap hasil apapun malam itu (Yoh 21:3). Ia peduli bahwa mereka tidak memiliki ikan yang dapat dijual. Ia memberikan kepada mereka tangkapan yang sangat besar pada keesokan paginya (Yoh 21:5-6). Ia tahu bahwa mereka kedinginan dan kelaparan, Ia menyiapkan makan pagi untuk mereka, disajikan di atas api arang untuk menghangatkan mereka.
Yesus memperlihatkan kepada kita bahwa Allah adalah Bapa Surgawi yang penuh kasih, yang peduli pada hal-hal besar dan hal-hal kecil yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak ada sesuatu pun yang lolos dari mata Tuhan karena Ia mengasihi Anda!
Sabtu, 23 Agustus 2014
Renungan Harian 23 Agustus 2014
|
Kamis, 21 Agustus 2014
Renunag Harian 21 Agustus 2014
| ||||
|
Selasa, 19 Agustus 2014
Renungan harian 19 Agustus 2014
| ||
|
Senin, 18 Agustus 2014
Renungan Harian 18 Agustus 2014
RH 18 Agustus 2014
Bacaan : Mazmur 121
PAS : Mazmur 97-99 ; Roma 16
Bacaan : Mazmur 121
PAS : Mazmur 97-99 ; Roma 16
Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. (Mazmur 91:5-6)
Selama Perang Dunia II, pesawat-pesawat Jerman membombardir kota London. Rumah-rumah menjadi rata dengan tanah. Tetapi ada sebuah rumah yang tetap tegak berdiri di tengah-tengah reruntuhan itu. Pemiliknya berkata bahwa ketika ia membaca Mazmur 121:4 yang berkata, “Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga Israel,” ia berkata kepada Tuhan, “Tuhan, Engkau tidak tertidur, tidak ada gunanya kita berdua tetap terjaga. Aku akan tidur sementara Engkau berjaga.” Dan ia tidur, sementara Tuhan melindungi dia dan rumahnya.
Pada tahun 2005, para teroris menyerang sistem transportasi umum kota London. Hari itu, seorang gadis Singapura menyadari secara tidak terduga bahwa ia terlambat pergi ke tempat kerja dan tidak dapat tiba di stasiun kereta tepat waktu untuk menaiki kereta biasanya. Ketika akhirnya ia mendekati stasiun, ia menyadari bahwa stasiun baru dibom beberapa menit sebelumnya. Ibunya yang berjemaat di gereja kami, percaya bahwa Tuhan melindungi putrinya pada hari itu.
Tuhan ingin Anda mengetahui bahwa Anda memiliki perlindungan 24-jam— “Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang.”
Ia melindungi Anda dari “kedahsyatan malam”, yang dapat berarti kejahatan seperti pemerkosaan, penculikan, atau pembunuhan. Ia menjanjikan Anda perlindungan dari “panah yang terbang di waktu siang”. Ini dapat berarti peluru nyasar dari seorang penembak jitu yang tidak waras, penembakan dari mobil yang lewat atau roket-roket buatan sendiri yang ditembakkan ke daerah Anda. Tuhan juga melindungi Anda dari “penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap”, ini berarti virus yang tidak dapat Anda lihat. Anda tidak usah merasa takut pada virus-virus mematikan yang sedang mengintai entah dari mana atau membayangkan jika penyakit mematikan tertentu sedang berkembang dalam tubuh Anda. Tuhan juga tidak ingin Anda merasa takut pada “penyakit menular yang mengamuk di waktu petang”, seperti penyakit Ebola yang sedang mewabah, tsunami yang menghantam daerah pantai tempat liburan Anda, atau sebuah bom yang meledak di pusat perbelanjaan di mana Anda berada.
Anda tidak perlu merasa takut karena Tuhan, yang tidak terlelap dan tidak tertidur, sedang menjaga Anda 24 jam sehari!
Selasa, 12 Agustus 2014
Renungan Harian 12 Agustus 2014
Renungan Harrian 12 Agustus 2014
Bacaan : Ayub 3 : 20-26
PAS : Mazmur 81-83 ; Roma 11 : 19-36
Bacaan : Ayub 3 : 20-26
PAS : Mazmur 81-83 ; Roma 11 : 19-36
Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya, akan memakan buahnya.
(Amsal 18:21)
Banyak hal dalam kehidupan yang dapat menyebabkan kita merasa takut—kehilangan pekerjaan kita, penyakit-penyakit yang mematikan, serangan teroris dan sebagainya. Saat semua ini menantang kita, kita cenderung merasa kuatir dan takut, dan mulai membicarakan ketakutan kita.
Tidak berbeda dengan Ayub. Ia terus merasa takut bahwa Tuhan akan menghukumnya dan keluarganya karena ia terus memikirkan bahwa anak-anaknya telah berbuat dosa terhadap Tuhan. Ia akan bangun pagi-pagi untuk mempersembahkan kurban bakaran dengan berkata, “Mungkin anak-anakku sudah berbuat dosa dan telah mengutuki Tuhan di dalam hati.” Dan Alkitab mengataan bahwa ia ‘senantiasa’ melakukan hal ini (Ayb 1:5).
Jadi Ayub terus mengakui dosa anak-anaknya dan merasa takut bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi atasnya dan keluarganya. Bahkan, kesadaran dosanya tidak hanya mengakibatkan rasa takut, Alkitab mengatakan bahwa ia “sangat dipenuhi dengan rasa takut” (Ayb 3:25).
Penting bagi kita untuk memahami bahwa kesadaran dosa Ayublah yang membuka pintu bagi iblis. Kesibukannya dengan dosa-dosa yang mungkin telah dilakukan keluarganya memberikan kesempatan kepada iblis untuk mendatangkan kematian dan kehancuran dalam kehidupannya. Tuhan telah memasang pagar perlindungan di sekeliling Ayub. Tetapi saat ia mulai bersikap sadar-dosa dan memiliki ekspektasi yang penuh ketakutan akan penghakiman, pagar itu diangkat dan iblis mampu menyerangnya (Ayb 1:9-12).
Sahabat, hari ini jika Anda telah berbuat dosa, jangan katakan, “Aku telah gagal lagi. Aku layak dihukum Tuhan.” Ketahuilah bahwa Anda telah memiliki pengampunan dosa Anda karena Yesus telah dihukum dan dihakimi ganti Anda! (Ef 1:7). Jadi katakanlah, “Dalam Kristus, aku dibenarkan oleh Bapa. Yesus, Engkau adalah kekudusan dan kesempurnaannya” (lihat 1 Kor 1:30 & 2 Kor 5:21).
Kita harus berhati-hati dengan apa yang kita percayai dan selalu katakan karena “hidup dan mati dikuasai lidah.” Jadi ketika Anda mendengar tentang virus mematikan yang merengut nyawa banyak orang, jangan katakan, “Aku berikutnya karena aku belum menjadi orang Kristen yang baik!” Sebaliknya katakanlah, “Yesus, Engkau adalah kebenaran dan pelindungku. Pasti Engkau akan melepaskanku dari jerat penangkap burung dan penyakit sampar yang busuk!” (Mzm 91:3).
Saudaraku, kepercayaan dan pengakuan seperti itu bukan saja menyenangkan Allah, melainkan juga menutup pintu bagi iblis sehingga ia tidak dapat membuat celah masuk ke dalam kehidupan Anda!
Senin, 11 Agustus 2014
Renungan Harian 11 Agustus 2014
RH 11 Agustus 2014
Bacaan : Matius 6 : 25-34
PAS : Mazmur 79-80 ; Roma 11 : 1-18
Bacaan : Matius 6 : 25-34
PAS : Mazmur 79-80 ; Roma 11 : 1-18
Banyak orang Kristen terbiasa dengan pertanyaan retorik Yesus, “Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?” Tetapi tidak banyak dari kita yang benar-benar membiarkan pertanyaan itu masuk ke dalam lubuk hati kita dan mengijinkan kasih Allah untuk membebaskan kita dari kebiasaan kuatir kita.
Nyatanya, tidak ada ukuran kekuatiran yang dapat memperpanjang kehidupan Anda atau menambahkan apapun pada pribadi jasmaniah Anda. Sebaliknya kekuatiran merampas waktu tidur, kesehatan, dan banyak tahun-tahun kebaikan Anda. Sesungguhnya, hanya ketika Anda bebas dari rasa kuatirlah pengurapan Allah mengalir dengan bebas dalam diri Anda, menguatkan, menyembuhkan, memulihkan, dan menambahkan bagi Anda.
Seorang jemaat gereja kami, sesudah menjalani mammogram, menemukan adanya benjolan di payudaranya. Ketika menerima laporan dari dokternya, wanita itu menuliskan ini dalam laporan tersebut: “Yesus adalah penyembuhku. Aku menerima kesembuhanku. Aku sudah disembuhkan. Aku berserah sepenuhnya kepada Tuhan.”
Wanita itu harus kembali ke klinik tersebut tidak lama sesudah itu pada hari yang sama untuk menjalani biopsi untuk melihat apakah benjolan tersebut ganas atau tidak. Saudara iparnya, yang makan siang bersamanya hari itu, menyaksikan sikapnya yang ceria dan bebas dari rasa kuatir ketika mereka makan siang.
Ketika kembali ke klinik, wanita ini duduk di antara para wanita lain yang juga berada di sana untuk menjalani biopsi. Mereka tampak kuatir, sehingga ia mulai bersaksi tentang Yesus kepada mereka dan berdoa bagi beberapa orang di antara mereka. Saat tiba gilirannya dan ia selesai menjalani ultrasound scan, dokter menjadi bingung—karena hasil pemeriksaan tidak menunjukkan bukti adanya benjolan apapun!
Dokter kembali berkonsultasi dengan rekannya yang pertama kali menemukan benjolan. Karena sangat terkejut kedua dokter tersebut melakukan investigasi mereka sendiri. Mereka kembali kepadanya dan berkata, “Ini suatu mujizat!”
Ketika Anda kuatir, Anda sebenarnya sedang mempercayai bahwa iblis memiliki kuasa untuk menerobos ke dalam kehidupan Anda sehingga Tuhan tidak dapat melindungi Anda. Tetapi jika Anda menolak untuk kuatir, Anda sedang menaruh iman Anda di dalam Tuhan. Anda memiliki rasa percaya diri yang lebih besar pada kasih dan kuasa-Nya yang sedang bekerja bagi Anda dibanding pada kemampuan iblis untuk membahayakan Anda! Jika Anda menolak untuk kuatir, tetapi memilih untuk bersikap tenang dalam karya Kristus yang sempurna, Anda akan melihat manifestasi berkat dan melihat mujizat Anda!
Minggu, 10 Agustus 2014
Renungan Harian 10 Agustus 2014
RH 10 Agustus 2014
Bacaan : Lukas 6 : 6-11
PAS : Mazmur 77-78 ; Roma 10
Bacaan : Lukas 6 : 6-11
PAS : Mazmur 77-78 ; Roma 10
Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan. (2 Korintus 9:8)
Jika Anda berada dalam sinagoga yang sama dengan orang yang mati tangan kanannya itu, bagaimanakah Anda akan memandangnya dan menurut Anda apa yang akan Anda katakan kepadanya?
Yesus sedang berkhotbah dalam sinagoga itu ketika Ia melihat orang yang mati tangan kanannya tersebut. Tetapi Ia juga melihat anugerah yang sangat berlimpah di sekitar tangan itu untuk kesembuhan dan pemulihan. Ia melihat dengan cara yang berbeda dari kita. Ia melihat yang tidak tampak. Ia melihat bahwa Kerajaan Allah ada di sini, selalu ada dalam keadaan apa pun, dengan persediaan yang sangat berlimpah. Kita hanya melihat apa yang tampak, yang terasa, sementara dan yang tampaknya begitu nyata bagi kita.
Tetapi Yesus melihat anugerah yang sangat berlimpah itu pada tangan tesebut untuk kesembuhan, karena Anda tidak akan berkata kepada orang yang tangan kanannya mati itu, “Ulurkanlah tanganmu,” kecuali Anda melihat persediaan itu, anugerah yang sangat berlimpah untuk pemulihan tangan itu. Yesus memanggil anugerah yang sangat berlimpah untuk membungkus orang yang mati tangan kanannya, dan tangan itu dipulihkan.
Memang bagi seseorang yang sakit adalah mungkin untuk memiliki anugerah yang sangat berlimpah atasnya, tetapi anugerah yang sangat berlimpah itu tidak dapat menyembuhkan tubuhnya. Itu disebabkan ia terus mengakui kekurangan atau masalah yang ia lihat. Ia lebih peduli pada hal yang tampak dan bersifat sementara. Bukannya memanggil dan mengakui anugerah Allah yang sangat berlimpah, ia selalu mengakui situasi negatifnya. Jadi walaupun anugerah Allah yang sangat berlimpah tersedia, namun itu sia-sia. Bukankah itu menyedihkan?
Yesus memanggil hidup, dan hidup itu muncul ke dalam penglihatan. Kita harus memanggil apa yang ingin kita lihat. Katakanlah, “Bapa, aku bersyukur kepada-Mu sekarang, walaupun kesehatanku sedang diserang, namun ada anugerah yang sangat berlimpah yang tersedia untuk kesembuhan dan keselamatanku. Aku memanggilnya dan menerimanya dalam nama Yesus. Amin!”
Sahabat, jangan berfokus pada apa yang Anda lihat kurang atau tidak ada. Berfokuslah pada anugerah Allah yang sangat berlimpah untuk Anda dan sediakanlah itu untuk diri Anda!
Jumat, 08 Agustus 2014
Renungan Harian 8 Agustus 2014
Bacaan : Lukas 19 : 1-10
PAS : Mazmur 72-73 ; Roma 9 : 1-15
PAS : Mazmur 72-73 ; Roma 9 : 1-15
Tetapi Zakheus berdiri dan berkata kepada Tuhan: “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” (Lukas 19:8)
Zakheus adalah seorang pemungut cukai. Ia dibenci karena ia adalah seorang yang licik, mencuri uang orang lain dan mengandalkan tuduhan-tuduhan palsu untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
Suatu hari, Yesus mengunjunginya. Alkitab tidak menyebutkan tentang Yesus menegurnya karena gaya hidupnya yang tidak jujur selama mereka bersama. Sebaliknya, Yesus memperlihatkan anugerah dan kehormatan dengan menghabiskan waktu bersamanya. Tidak lama kemudian, Zakheus berdiri dan menyatakan kepada Yesus bahwa ia akan mengembalikan empat kali lipat kepada orang-orang yang telah ia rampas secara ilegal, dan bahkan mau menyerahkan setengah dari harta miliknya kepada orang-orang miskin.
Sesaat bersama Yesus telah mengubahkan hati Zakheus sepenuhnya. Sesaat bersama anugerah dalam wujud pribadi—tanpa tuduhan, penghukuman atau penghakiman—menyebabkan perubahan dalam dirinya sehingga dalam waktu singkat, Zakheus melakukan sesuatu yang baik yang tampak dari luar dan dengan ukuran yang tidak diduga seorang pun!
Banyak orang yang ingin hidup benar. Kepedulian mereka untuk hidup dengan benar menyebabkan mereka memusatkan perhatian pada diri mereka sendiri dan hal-hal yang harus mereka gumuli. Tetapi sesungguhnya kepercayaan yang benarlah yang menghasilkan kehidupan yang benar. Jika Anda sedang berusaha untuk melepaskan diri dari suatu kecanduan yang telah membelenggu Anda selama bertahun-tahun, percayalah bahwa Yesus sangat mengasihi Anda sehingga di kayu salib, Ia telah membayar harga untuk Anda sepenuhnya dibebaskan dari kecanduan apapun. Percayalah bahwa oleh bilur-bilur-Nya Anda telah disembuhkan dan dilepaskan.
Salah seorang jemaat di gereja kami memiliki kecanduan merokok. Tetapi setiap kali ia menyalakan rokoknya, ia percaya bahwa Tuhan tidak sedang menghakimi atau menghukumnya, dan bahwa ia masih memiliki kebenaran Tuhan di dalam Kristus. Suatu hari, ia bangun karena didorong oleh Roh Kudus bahwa hari itu akan menandai permulaan kehidupan yang bebas dari rokok. Karena menantikan serangan keinginan untuk merokok yang biasanya muncul, ia menaikkan doa sepanjang hari: “Terima kasih, Yesus, karena oleh bilur-bilur-Mu aku telah disembuhkan.” Tanpa ia sadari, hari itu berlalu tanpa ia menyalakan rokok atau menderita keinginan besar untuk merokok sedikit pun! Dan sejak saat itu, ia sepenuhnya bebas dari kecanduan tersebut.
Hari ini, jika Anda ingin mengalami kehidupan yang benar, berusahalah untuk mencari tahu apa yang telah Kristus lakukan bagi Anda dan apa yang Anda miliki di dalam Dia—dan percayailah itu!
Kamis, 07 Agustus 2014
Renungan Harian 7 Agustus 2014
Renungan Harian 7 Agustus 2014
Bacaan : Lukas 15 : 11-32
PAS : Mazmur 70-71 ; Roma 8 : 22-39
Bacaan : Lukas 15 : 11-32
PAS : Mazmur 70-71 ; Roma 8 : 22-39
Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincin pada jarinya dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. (Lukas 15:22-23)
Apakah yang Anda katakan, jika putra Anda, yang telah Anda berikan warisan besar, merangkak pulang satu hari setelah menghambur-hamburkan semua uangnya dalam gaya hidup berfoya-foya?
Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang, sang ayah tidak mengucapkan sepatah kata pun tentang kerugian atau pemborosannya, walaupun putranya memang telah menghamburkan seluruh warisannya dalam gaya hidup berfoya-foya. Sang ayah hanya melihat kepulangan putranya sebagai suatu kesempatan untuk memperlihatkan kepadanya seberapa besar ia mengasihinya dan memulihkan apa yang telah hilang dari kehidupan putranya.
Seperti bapa dalam perumpamaan itu, demikianlah kerinduan Baga Surgawi untuk memeluk dan memperlihatkan kepada Anda seberapa besar Anda dikasihi. Dan kesenangan-Nya ialah mengembalikan apa yang telah hilang dari kehidupan Anda.
Mungkin Anda telah kehilangan sesuatu baru-baru ini, atau Anda merasa frustasi atas sesuatu yang hilang percuma karena keputusan buruk yang Anda buat. Sahabatku, Tuhan tidak melihat akhir dari kerugian atau penghamburan seperti Anda. Ketika Anda datang kepada-Nya dengan kerugian itu, Ia melihatnya sebagai suatu kesempatan untuk memulihkan apa yang telah hilang atau dihamburkan itu kepada Anda.
Bahkan jika, seperti anak yang hilang itu, Anda merasa begitu jauh dari Bapa Surgawi Anda, atau Anda merasa telah mengecewakan-Nya, jangan putus asa. Sebenarnya, ketika Anda datang kepada-Nya, Ia segera mengenakan kembali kepada Anda jubah kehormatan untuk menutupi ketelanjangan Anda, cincin otoritas untuk menyatakan kedudukan kuasa dan dominasi Anda, dan kasut pada kaki Anda (yang tidak dikenakan oleh para pelayan) untuk mengembalikan posisi Anda sebagai anak dalam rumah-Nya.
Ia ingin meyakinkan Anda bahwa Anda tidak pernah kehilangan kedudukan sebagai anak. Dan Ia merayakan kepulangan Anda kepada-Nya dengan menyembelih seekor anak lembu tambun karena Anda adalah anak-Nya yang dikasihi, yang dihargai-Nya.
Saudara yang terkasih, dalam rumah Bapa, Anda tidak hanya berada di bawah perlindungan-Nya sepenuhnya, Anda juga menikmati persediaan-Nya yang tidak habis-habis dan kasih-Nya yang tanpa syarat!
Rabu, 06 Agustus 2014
Renungan Harian 6 Agustus 2014
Renungan Harian 6 Agustus 2014
Bacaan : 2 Korintus 5 : 11-21
PAS : Mazmur 68-69 ; Roma 8 : 1-21
Bacaan : 2 Korintus 5 : 11-21
PAS : Mazmur 68-69 ; Roma 8 : 1-21
Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran. (Roma 4:5)
Apakah pendapat Anda tentang kebenaran? Sesuatu yang Anda lakukan atau sesuatu tentang keberadaan Anda? Kelakuan yang benar atau menjadi pribadi yang benar?
Alkitab mengatakan bahwa sesudah pengorbanan Yesus di kayu salib, Allah memberikan kebenaran bukan kepada orang-orang yang mematuhi hukum (Gal 2:16), melainkan kepada siapa pun yang percaya kepada Anak-Nya. Karena Kristus menanggung kesalahan kita dan memberikan kepada kita kebenaran-Nya (2 Kor 5:21), ketika kita percaya kepada-Nya, Allah menganggap kita benar terlepas dari perbuatan atau kepatuhan kita (Rom 4:5-8). Ini adalah kebenaran Perjanjian Baru—kebenaran yang timbul dari iman dan bukan perbuatan.
Anda tidak dibenarkan karena Anda sangat bermoral. Anda tidak dibenarkan karena Anda melatih pengendalian diri. Anda tidak dibenarkan karena membaca 10 pasal Alkitab setiap hari. Anda tidak dibenarkan karena Anda merasa Anda orang benar. Tetapi Anda adalah kebenaran Allah di dalam Kristus hanya karena pengorbanan Yesus yang menjadikan Anda demikian. Jika Anda mempercayai ini, iman Anda diperhitungkan sebagai kebenaran.
Dan untuk inilah Allah ingin Anda menggunakan iman Anda. Jika Anda benar karena perbuatan-perbuatan Anda, Anda tidak membutuhkan iman. Anda juga tidak membutuhkan iman untuk mengetahui bahwa Anda adalah orang berdosa. Tetapi Anda membutuhkan iman untuk percaya dan menyatakan bahwa Anda adalah kebenaran Allah di dalam Kristus, di tengah-tengah pergumulan Anda melawan godaan dan dosa.
Misalnya, ketika Anda merasa buruk karena Anda baru saja membentak istri Anda, Tuhan ingin Anda melatih iman Anda untuk melihat diri Anda sendiri sebagai orang yang masih benar di tengah kegagalan itu. Pernyataan bahwa Anda masih orang benar akan memberikan Anda kekuatan untuk mengasihi istri Anda dan berdamai dengannya.
Iblis mungkin mengingatkan Anda akan tabiat buruk Anda dan mempertanyakan integritas Anda: “Bagaimana mungkin engkau sebut dirimu sendiri benar setelah engkau lakukan itu!” Abaikan saja kebohongan-kebohongannya dan dengan tegas katakanlah, “Aku tidak dibenarkan karena apa yang telah kulakukan atau tidak kulakukan. Aku dibenarkan hanya karena darah dan karya Yesus yang sempurna di kayu salib!”
Selasa, 05 Agustus 2014
Renungan Harian 5 Agustus 2014
Renungan Harian 5 Agustus 2014
Bacaan : Lukas 7 : 11-17
PAS : Mazmur 66-67 ; Roma 7
Bacaan : Lukas 7 : 11-17
PAS : Mazmur 66-67 ; Roma 7
Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: “Jangan menangis!” (Lukas 7:13)
Sahabatku, tidak ada cobaan, kesukaran atau tantangan yang kita hadapi hari ini yang tidak dapat ikut dirasakan oleh Tuhan kita Yesus. Ketika kita mengalami cobaan, di situ dan saat itu juga karena Ia sama seperti kita “telah dicobai” (Ibr 4:15). Ia merasakannya juga dan sanggup untuk bersimpati dengan kelemahan kita.
Belas kasihan Yesus atas Anda adalah rasa belas kasihan yang sama yang Ia rasakan untuk janda di Nain ketika Ia melihat mayat anak laki-laki satu-satunya dari janda itu diusung keluar gerbang kota untuk dikuburkan. Pasti mengerikan harus mengalami kematian putra tunggalnya sesudah kematian suaminya.
Betapa mengerikan pemikiran ditinggalkan sendirian di dunia tanpa dukungan dari siapa pun! Ketika Yesus melihatnya, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu ia berkata kepadanya, “Jangan menangis.”
Beberapa orang mungkin juga tergerak hatinya untuk mendekatinya, tetapi hanya untuk mengatakan, “Begini ibu, pasti ada yang salah. Suamimu telah meninggal. Sekarang putra tunggalmu juga telah meninggal. Engkau harus mencari tahu apa yang salah. Engkau sebaiknya bertanya kepada Tuhan dosa apa yang telah kaulakukan dan bertobatlah. Atau mungkin ada kutuk dalam kehidupanmu yang perlu dipatahkan.”
Bukankah menyenangkan jika Yesus tidak menawarkan lebih banyak lagi kebingungan dan hukuman ke atasnya? Ia hanya menawarkan belas kasihan-Nya kepadanya dengan berkata, “Jangan menangis.” Yesus yang sama ini akan datang kepada Anda ketika Anda merasa paling bersedih dan berkata, “Jangan menangis.” Dan simpati Yesus tidak berhenti pada, “Oh, betapa malangnya nasibmu! Aku ikut bersedih atas apa yang terjadi padamu.” Tidak, simpati-Nya akan menggerakkan-Nya untuk memberikan kepada Anda mujizat yang Anda perlukan dalam kehidupan Anda. Itulah sebabnya Ia membangkitkan anak laki-laki janda itu dari kematian!
Saudaraku yang terkasih, dapatkanlah ketenangan dalam kebenaran bahwa Ia yang duduk di sebelah kanan Bapa hari ini memahami apa yang sedang Anda alami dan bersimpati pada kelemahan-kelemahan Anda. Belas kasihan Yesus kepada Anda menyebabkan ia menghembuskan nafas kehidupan ke dalam situasi Anda yang mati dan mengubahkannya menjadi kebaikan untuk Anda!
Senin, 04 Agustus 2014
Renungan Harian 4 Agustus 2014
Renungan Harian 4 Agustus 2014
Bacaan : Roma 1 : 1-7
PAS : Mazmur 63-65 ; Roma 6

Bacaan : Roma 1 : 1-7
PAS : Mazmur 63-65 ; Roma 6
Kepada kamu sekalian yang tinggal di Roma, yang dikasihi Allah, yang dipanggil dan dijadikan orang-orang kudus: Kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus. (Roma 1:7)

Jika Anda naik pesawat terbang dan duduk di kelas satu, kru kabin akan memberikan kepada Anda pelayanan kelas satu. Mereka bertanya kepada Anda, “Apakah semuanya baik-baik saja, Pak?” Mereka bertanya kepada Anda majalah apa yang ingin Anda baca. Mereka memberikan kepada Anda sehelai selimut jika Anda merasa kedinginan. Mereka memberikan kepada Anda jenis makanan yang terbaik. Mereka memberikan kepada Anda perlakuan istimewa dibandingkan orang-orang yang duduk di kelas ekonomi.
Kamis, 31 Juli 2014
Renungan Harian 31 Juli 2014
Renungan Harian 31 Juli 2014
Bacaan : Rut 2 : 1-23
PAS : Mazmur 51-53 ; Roma 2
Bacaan : Rut 2 : 1-23
PAS : Mazmur 51-53 ; Roma 2
Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. (1 Korintus 3:7)
Kadang-kadang, kita mengira bahwa pertumbuhan atau keberhasilan yang kita nikmati adalah hasil upaya atau kerja keras kita. Saya tidak sedang menganjurkan kemalasan, tetapi sebenarnya, Tuhanlah yang ada di balik pertumbuhan kita.
Kita melihat kebenaran ini ketika kita membaca kisah Rut, seorang janda muda dari Moab yang bekerja sebagai pemungut jelai di ladang dari pagi sampai sore hari. Kita dapat menyimpulan satu efa jelai yang dikumpulkannya sepanjang hari—persediaan 10 hari yang cukup banyak—adalah karena kerja kerasnya. Memang, ia bekerja sepanjang hari di ladang.
Tetapi ketika kita membaca tentang bagaimana Boas, pemilik ladang itu diam-diam memberitahukan para penuainya untuk “dengan sengaja menarik sedikit-sedikit dari onggokan jelai itu untuk dia dan meninggalkannya, supaya dipungutnya” (Rut 2:16), kita tahu bahwa itu disebabkan campur tangan Boas sehingga Rut mendapatkan hasil yang begitu banyak.
Saya percaya bahwa Yesus, yang digambarkan melalui Boas, melakukan hal yang sama untuk kita pada masa kini. Ia menyebabkan banyak orang bermurah hati kepada kita dan “menjatuhkan” berkat-berkat bagi kita karena ia mengasihi kita. Kemudian, Ia membuat kita “memungut” berkat-berkat ini. Seringkali, itu terjadi tampaknya begitu alami sehingga kita lupa bahwa Tuhanlah yang telah memberkati kita dengan pertumbuhan.
Seorang jemaat gereja yang menjalankan usaha toko bunga pernah berbagi cerita, bagaimana Tuhan menyebabkan seseorang membutuhkan sangat banyak bunga sehingga “menjatuhkan” pemesanan yang besar sekali. Ia juga berbagi bahwa sebelumnya ia benar-benar hampir tidak menghasilkan uang walaupun ia telah bekerja keras selama bertahun-tahun. Tetapi ketika ia menjadi seorang Kristen setelah datang ke gereja kami, ia mulai mengakui setiap hari bahwa kemurahan Tuhan ada atasnya. Dalam waktu beberapa minggu, pemesanan sebesar 14.000 dollar Singapura itu masuk, Hanya Tuhanlah yang dapat memberikan kepadanya pertumbuhan adikodrati seperti itu.
Sahabatku, bukan kerja keras Anda yang ada di balik pertumbuhan Anda. Alkitab mengatakan bahwa “Allah yang memberi pertumbuhan.” Dialah yang ada di balik pertumbuhan Anda dan Ia senang memberkati Anda karena Ia mengasihi Anda!
Langganan:
Postingan (Atom)